Klinik Kecantikan paling terpercaya di Bandung dan Cimahi.
- Detail
- Ditulis oleh Holistik Estetika
- Ditayangkan: 05 Oktober 2017
- Dilihat: 3049

Jerawat merupakan masalah kulit yang sering ditemukan di sekitar kita. Reaksi orang pun bermacam-macam dalam menyikapinya. Ada yang santai-santai saja meski berjerawat banyak, ada pula yang langsung mencari pengobatan begitu mulai berjerawat. Namun, tahukah Anda? Selain mengganggu penampilan dan membuat tidak nyaman, jerawat ternyata juga berpotensi membuat kerusakan permanen pada kulit bila tidak cepat ditangani.
BACA JUGA: Kenapa Jerawat Susah Hilang?
“Intinya jerawat sebaiknya diobati sedini mungkin, jangan sampai tingkat berat baru diobati. Hal ini untuk mencegah scar atau kerusakan permanen kulit,” ungkap dr. Erni Yati dari Klinik Holistik Estetika.
Lebih lanjut, dr. Erni menuturkan bahwa kerusakan kulit permanen atau scar terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah scar hipotropik alias lubang bekas jerawat yang cekung ke dalam. Yang kedua adalah scar hipertropik, yaitu bekas jerawat yang jaringannya membentuk parut diatas permukaan kulit alias menonjol seperti keloid.
“Jika sudah terjadi scar atau kerusakan kulit permanen, penangannya akan lebih sulit. Namun bisa disamarkan dengan tindakan perangsangan kolagen sehingga memicu pertumbuhan sel kulit itu sendiri,” dr. Erni menuturkan.
Selain itu, efek samping lain dari bekas jerawat yang tidak ditangani dengan tepat adalah timbulnya hiperpigmentasi atau bintik-bintik coklat kehitaman pada kulit. Namun, hal ini masih bisa diatasi dengan penggunaan obat atau krim khusus untuk menghilangkan flek.
BACA JUGA: Cara Menghilangkan Bekas Jerawat
“Semakin besar jerawatnya semakin besar pula kemungkinan terjadi scar atau kerusakan kulit. Jadi sedini mungkin saat masih berupa komedo kita lakukan pembersihan atau terapi supaya tidak menjadi jerawat besar yang menginfeksi kulit sekitarnya,” pungkas dr. Erni.
